Rabu, 17 Maret 2010

Tata Cara Penanggulangan Rayap pada Bangunan dan Gedung dengan Termisida SNI 03-2405-1991

by : Tatang Deddy Kurniawan


Dasar pengendalian rayap adalah UU no 28/2002 tentang bangunan gedung, pasal 18 ayat 1 sudah sangat jelas, bahwa bangunan harus tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh bangunan alam seperti gempa bumi, longsor dan serangga perusak.

Rayap sudah ada sejak 200 juta tahun. Terdapat 2500 jenis rayap di dunia, 200 jenis species rayap, 95 % bermanfaat untuk mendekomposisi kayu lapuk, daun menjadi zat haraa yang menyuburkan tanah. Namun 5 % diantaranya menjadi musuh manusia. Rayap perusak adalah jenis rayap:
- Crytotermes curvidnathas,
- Schedorhinotermes javanica,
- Macrotermes gilvus,
- Cryptotermes cynocepha,
- microtermes inspirasis
.
Tercatat angka kerusakan mencapai 1,6 T pada tahun 1998 dan 2,97T pada tahun 2000 untuk kerusakan nilai kayu, belum termasuk tenaga kerja dana service perbaikan, dengan kota utama serangan rayap ( lebih dari 70 % ) serangan adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Batam.

Sedangkan dari 4000 jenis kayu, hanya 10% yang tahan terhadap rayap karena mempunyai zat ekstatif yang bersifat racun yang tidak mudah tercuci oleh bahan pelarut umum (misalnya air hujan, air panas, alkohol, dan metanol) contohnya kayu ulin, merbau, sengon laut, kayu laut, dan kayu jati. Tingkat serangan rayap selalu meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk yang membangun rumah, sisi lain terjadi depopulasi areal hujan yang notabene adalah habitat asli rayap. Untuk bangunan rumah dan gedung, serangan utama rayap ditemukan pada jalur kabel listrik, kabel telepon, meubeler serta bahan yang mengandung sellulosa. Tempat-tempat tersebut merupakan jalur pergerakan ( termite moving) rayap pada areal pengendalian.

Rayap termasuk ordo isoptera, berukuran kecil sekitar 3 mm, berat tubuh 2,5 mg, hidup berkelompok dengan system kasta, kemampuan makan 0,24 mg/hari, menyukai daerah dengan suhu hangat dengan kelembaban tinggi, suka lahan bekas pertanian dan tanah merah yang gembur, mempunyai kemampuan menghancurkan bangunan sekokoh apapun.


SISTEM PENGENDALIAN

Sistem semprot & injeksi. Metode : multi Termicide Barrier System (MTBS)
a. Bangunan belum dibangun ( Pre Construction Building )
b. Bangunan sudah dibangun ( Post Construction Building )

Pada Pre Construction Building bertujuan mengeliminasi koloni rayap tanah dengan membuat lapisan penghalang agar koloni rayap dibawah tanah tidak bisa masuk ke bangunan melalui pondasi / lantai dengan aplikasi:
- bawah tanah sebelum menyerang bangunan
- dalam bangunan ( untuk bangunan yang sudah terserang )

Pelaksanaan :
1. Dilakukan penyemprotan ke dalam galian pondasi dan dinding pondasi sebanyak 5 liter /m2
2. Dilakukan penyemprotan pada tanah urug setelah pondasi terpasang secara bertahap hingga seluruh pondasi tertutup oleh tanah urug. Lentra 200 SL disemprotkan dengan tekanan rendah (2-3 bar) dengan konsentrasi 2,5 ml/l air.

Soil Floor Treatment ( Lantai Tanah )
Ditujukan untuk melindungi seluruh lantai bangunan dari kemungkinan naiknya rayap keatas bangunn di kemudian hari. Pelaksanaan :
1. Tanah tempat galian slab harus disemprot sebelum dan sesudah pemasangan slab dengan dosis 5 liter larutan per m2. Sebelum lantai dipasang semprot tanah tempat lantai dengan dosis 5 liter larutan/m2. Penyemprotan dilakukan setelah proses urugan tanah selesai dan diratakan untuk membuat lantai kerja. Penyemprotan juga bisa dilakukan saat tanah urug sudah ditimbun dengan pasir.
2. Dilakukan penyemprotan pada lapisan teratas tanah urug pada lantai bangunan sebanyak 2,5 liter/m2
3. Lentra 200SL disemprotkan dengan tekanan rendah 2-3 bar dengan konsentrasi 2,5 ml /l air.


POST CONSTRUCTION

Foundation treatment ( pondasi)
ditujukan untuk membuat lapisan penghalang pada sisi dalam dan sisi luar pondasi bangunan agar koloni rayap di bawah tanah tidak bisa masuk ke bangunan melalui pondasi/lantai.
Tahap pelaksanaan sebagai berikut :
1. Dilakukan pengeboran lantai (diameter 6-8 mm) untuk membuat lubang-lubang pada sisi dalam dan sisi luar pondasi bangunan dengan jarak 30-40 cm antar lubang dan 15 cm dari dinding.
2. Penyuntikan /aplikasi Lentra dilakukan dengan soil injector dengan dosis 1,5 sd 2 liter larutan per lubang sehingga membentuk ikatan lapisan penghalang dalam tanah.
3. Dilakukan penutupan lubang engan semen berwarna serupa dengan warna lantai
4. Di bagian luar bangunan sepanjang dinding atau slab yang tidak tertutupi semen juga harus diberi perlakuan. Buatlah parit sepanjang dinding 15 cm dari dinding, dengan lebar 20 cm dan kedalaman 10-15 cm. Semprot parit dan tanah galiannya menggunakan larutan Lentra dengan dosis 2-2,5 l /m.

Alat yang diperlukan : termite drum kapasitas 100 lt/200 lt, motor power sprayer (jet power), soil injector, wood injector, drill, sealer, vacum cleaner, hand sprayer.


Termisida yang direkomendasikan untuk digunakan adalah : LENTRA 200 SL, bahan aktif Imidakloprid 200g/l. Dosis 2,5ml/liter air. Hama sasaran rayap kayu kering dan kumbang kayu kering.

Kelebihan Imidakloprid:
1. Cocok untuk bangunan yang belum berdiri dan sudah berdiri.
2. Bisa mengendalikan rayap yang sudah kebal terhadap bahan aktif
3. Mempunyai unsur solven yang bagus yaitu bahan-bahan pencampurnya baik, daya kerja racun terhadap rayap cepat.
4. Memberikan pengendalian diatas 5 tahun, atau lebih lama dari bahan aktif lain
5. Mempunyai daya bunuh yang kuat
6. Tidak tercuci atau terbawa kedalam lapisan tanah yang paling dalam
7. mempunyai daya ikat terhadap tanah lebih kuat.

Tentang LENTRA 200 SL

- Imidakloprid termasuk kelas pestisida baru chloronicotinyl
- Bukan merupakan termisida sistemik sehingga aman dan tepat untuk aplikasi diluar ruangan, melindungi tanaman/pohon/taman dari serangan rayap tanah dan rayap kayu basah
- Lentra adalah insektisida non repelen
- lentra tidak berbau dan tidak berwarna
- Bekerja sebagai racun kontak dan lambung
- Dosis penggunaan sangat rendah
- Efektif mengendalikan rayap dan mempunyai nilai persistensi tinggi/ tahan lama
- Aman terhadap manusia, hewan, dan lingkungan
- Cara kerja LENTRA tergolong baru dengan menghambat penerimaan protein pada tubuh rayap. Cara kerja ini sangat efektif mengendalikan rayap, bahkan pada rayap yang resisten terhadap produk konvensional.
- Bahan aktif LENTRA bersifat imobil di tanah sehingga ketika diaplikasikan akan terserap kolid tanah dan tidak akan tercuci.
- Konsep baru dimana perlakuan tanah berungsi membentuk lapisan tanah sebgai zona pembunuh rayap.
- Tidak berpengaruh pada perilaku rayap, rayap tidak mampu mendeteksi lapisan kimia sehingga kontak dengan lapisan tersebut mengakibatkan kematian secara perlahan ( bahan aktif bersifat slow action). Rayap yang terkontaminasi residu tersebut berpotensi meyebarkan residu bahan aktif terhadap rayap lain yang bersentuhan secara langsung denganlapisan kimia.
- Tahan beberapa tahun lebih lama dari termisida repellent, efektifitas lebih baik dibanding sistem pengumpanan.
- Harga lebih ekonomis.