Selasa, 14 Desember 2010

Perangi Serangga Pengganggu dengan Alfasipermethrin



Betapa bahayanya penyakit dan infeksi terbawa oleh serangga pengganggu yang mengancam di lingkungan sekitar kita.




Ketika anda membersihkan dapur, mematikan lampu dan pergi tidur, saat itulah kecoa-kecoa mulai bergentanyangan mencari remah-remah, sisa-sisa makanan dan jika mereka tidak menemukan apapun yang tersisa, mereka tetap akan merajalela kemana-mana. Tidak terlihat, tetapi mereka tetap disana hingga esok pagi. Dan tahukah anda, satu ekor kecoa dewasa yang terlihat dirumah anda menandakan adanya satu habitat kecoa yang lebih besar tersembunyi dilingkungan anda. Entah itu di selokan yang tertutup, dibalik lemari, gudang atau tempat-tempat lembab dan gelap di rumah anda.




Kecoa, adalah pembawa mikro organisme dan bibit-bibit penyakit yang dapat disebarluaskan melalui makanan dan minuman yang siap dimakan oleh seluruh keluarga anda. Akibatnya keluarga anda akan menderita sakit perut, demam, dan bahkan asama serta alergi yang diakibatkan penyakit / bakteri yang terbwa oleh hama ini.


Hal yang bisa berakibat fatal jika anda mempunyai bayi yang masih lemah.




Belum lagi masalah yang ditimbulkan oleh semut, laba-laba, nyamuk, dan banyak hama lain yang mungkin memang tidak menyebabkan kematian secara langsung namun tetap berbahaya bagi keluarga anda.


Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut ?


pada skala rumah tangga kita biasa menggunakan pembasmi serangga pada kecoak yang kita temui. Namun sebenarnya hal tersebut kurang efektif karena keluarga kecoa yang tersembunyi masih menjadi ancaman. Cara yang efektif adalah dengan melakukan penyemprotan menggunakan alfasipermethrin, yaitu DOMINEX 50 SC.



Karakteristik produk Dominex 50 SC adalah :
1. Daya bunuh cepat ( fast knock down )
2. Residu lebih lama ( residual protection )
3. Mempunyai efek "flushing " yang sangat kuat
4. Sangat efektif untuk serangga merayap maupun terbang
5. Tidak berbau (water based formulation )
6. Tingkat keracunan yang sangat rendah terhadap mamalia
7. Ekonomis
Untuk informasi lebih lanjut hubungi PT NPCA, kami siap membantu anda.




Kamis, 01 Juli 2010

Taklukan Lalat di Kandang dengan formula C2D20

Parameter keberhasilan dalam usaha dibidang peternakan ayam bisa dilihat dari rendahnya tingkat mortalitas ayam, produksi telur, besar pertambahan bobot badan, dan kesehatan ayam itu sendiri. Semakin rendah kematian ayam ( dibawah 5% bahkan bila bisa zero) semakin bagus, produksi telur bila bisa diatas 70 % sangat diharapkan. Semua itu bisa dicapai bila peternak betul-betul memperhatikan sanitasi lingkungan kandang dengan cermat.

Satu hal yang harus diperhatikan oleh peternak adalah gangguan lalat. Perlu diketahui bahwa gangguan lalat kandang bisa berdasarkan penelitian bisa menurunkan produktivitas ayam hingga 30 %. Sebuah angka kerugian yang besar. Mengapa ? Karena lalat kandang merupakan vektor pembawa dan penyebar berbagai penyakit bagi ayam, seperti cholera. Lalat berkembang biak pada faeces yang menumpuk, mereka bertelur, menjadi larva hingga pupa pada faeces tersebut.
Jadi pemberantasan lalat perlu mendapatkan penanganan yang serius demi keberhasilan beternak.

Salah satu cara memberantas lalat yang efektif pada peternakan adalah dengan jurus C2D20, atau pemakaian campuran Cynoff 40 WP dan Divostar 20ml per 1 liter air. Formula ini terbukti ampuh saat digunakan di beberapa peternakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Alasan menggunakan Cynoff 40 WP adalah
1. Tidak menimbulkan stress pada ternak saat aplikasi karena tidak meninggalkan bau yang menyengat.
2. Membunuh semua periode hidup lalat dari telur, larva, pupa, dan lalat dewasa.
3. Aplikasi mudah hanya dicampur air
4. Tingkat residual tinggi
5. Ekonomis

Cynoff 40 WP dan Divostar 250 EC merupakan paduan jurus ampuh membasmi lalat bukan hanya di peternakan tetapi juga di TPA sampah juga area yang terganggu oleh lalat.

Silahkan saksikan keampuhan jurus C2D20 berikut :

.

Jumat, 21 Mei 2010

99 Jurus Aman Fumigasi

STANDAR KERJA STACK FUMIGASI & STERILISASI

PRA FUMIGASI
1. Memastikan kehadiran fumigator sebagai koordinator dan penanggungjawab
2. Memastikan pelaksana fumigasi minimal 2 (dua) orang pelaksana
Menyediakan peralatan kerja fumigasi meliputi :
3. 1. Pakaian keselamatan kerja ( overall/warepack )
4. 2. Full face masker dan canester type B2P3 untuk Phosphin ( PH3 )
5. 3. Sarung tangan karet untuk Phosphin (PH3)
6. 4. Ear plug
7. 5. Safety shoes
8. 6. Safety helmet
Menyiapkan alat monitoring gas, meliputi
9. a. Leak detector untuk mendeteksi kebocoran
10. b. Alat pengukur gas UNIPHOS 250
11. c. Tube dan pump sebagai substitusi UNIPHOS 250
12. d. Selang monitoring
Menyiapkan peralatan dan bahan pendukung proses fumigasi, meliputi
13. a. Pita perekat / lakban
14. b. Sand snake diameter 10 cm
15. c. Lem plastik ( aibon )
16. d. Plastik sheet penambal bahan polietilena ketebalan minimal 150 mikro m
17. e. Plastik sheet fumigasi bahan polietilena ketebalan minimal 150 mikro m
18. f. Tangga lipat
19. g. kalkulator
20. h. Thermometer
21. i. Hygrometer
Menyiapkan alat petunjuk Bahaya ( Danger Sign )
22. a. Danger sign ukuran minimal 50 cm x 40 cm
23. b. Pita pembatas / police line (hazard tape )
Menyiapkan dokumen fumigasi meliputi
24. a. MSDS (Material Safety Data Sheet)
25. b. Sertifikat fumigasi (Fumigation Certificate)
26. c. Sertifikat pembebasan gas ( Gas Clearance Certificate )
27. d. Formulir analisa resiko ( Risk Assesment )
28. e. Buku catatan fumigasi ( Log Book Fumigation )
29. f. Formulir Pemberitahuan pelaksanaan fumigasi.
Menyiapkan peralatan sarana pendukung keamanan pelaksanaan fumigasi
30. a. Obat-obatan P3K sesuai MSDS
31. b. Alat pemadam kebakaran (APAR)

SAAT FUMIGASI
32. Menginformasikan pelaksanaan fumigasi kepada pihak berwenang setempat
33. Memastikan penggunaan pallet pada tumpukan /stafel
34. Memastikan lantai stafel dalam kondisi bersih dan kering
35. Memastikan tidak ada retakan, drainase pada lantai
36. Melakukan strilisasi dan menutup lantai yang tidak bersih/kering dengan plastik
37. Memasang selang monitoring in space di 3 titik berbeda ( atas,tengah,bawah )
38. Memasang monitoring incase untuk komodite padat dengan packing plastik
39. Melakukan penutupan plastik sheet pada seluruh tumpukan komodite.
40. Melapisi ujung komoditas yang tajam dengan kain/kardus
41. Memastikan tidak adanya kebocoran pada plastic sheet, di sisi atas dan samping
42. Menggunakan lakban/lem aibon bila terjadi kebocoran
43. Melipat lipatan tepi coversheet kearah dalam tumpukan
44. Mengunci lipatan vertical coversheet dengan system penggulungan ( rolling )
45. Memastikan ada ruang kosong minimal 0,4 m bila tumpukan dekat dinding
46. Mengikat tumpukan dengan tambang untuk menghindari hembusan angin.
47. Memastikan tidak adanya kebocoran atau genangan air disekitar stafel
48. Memastikan tepi coversheet melekat rapat di lantai dengan pemasangan lakban
49. Menggunakan sand snake pada tepian coversheet untuk memperkuat kelekatan
50. Memasang tanda bahaya dan pita pembatas di sekitar stafel fumigasi
51. Melakukan sterilisasi diarea resiko pembatas keamanan (hazard area )
52. Mengutamakan sterilisasi pada sekeliling tepian plastik fumigasi
53. Menggunakan insektisida formulasi WP atau SC untuk sterilisasi treatment
54. Menempelkan danger sign pada gudang , akses gudang dan risk area fumigasi
55. Memasang pita pembatas atau police line pada area resiko yang ditetapkan
56. Menghitung volume tumpukan/stafel komodite yang akan difumigasi
57. Menghitung dosis sesuai dengan volume terukur (meter kubik = m3)
58. Melakukan konversi bila dalam satuan berat ( ton ) >> 1 ton = 1,5 m3
59. Memastikan tidak melakukan fumigasi bila RH kurang dari 60 %
60. Memastikan tidak melakukan fumigasi bila suhu dibawah 5 C
61. Menaikkan dosis 1,25 x bila suhu dibawah 25 C
62. Menaikkan dosis 1,7 x bila suhu dibawah 15 C
63. Menaikkan dosis 3,4 x bila suhu dibawah 10 C
64. Menempatkan fumigant phosphin QUICKPHOS maksimal 25 butir/wadah
65. Memasukkan wadah berisi fumigant secara merata disisi bawah tumpukan
66. Merapatkan area sekitar pemasukan wadah fumigant phosphin QUICKPHOS
67. Melakukan pemeriksaan kebocoran dengan leak detector (UNIPHOS 350 )
68. Melakukan pengukuran atau monitoring konsentrasi gas pada jam ke :
69. I. Jam ke - 6
70. II. Jam ke - 12
71. III. Jam ke - 24
72. IV. Jam ke - 48, mengulangi fumigasi bila konsentrasi < 200 ppm
73. V. Jam ke - 96, mengulangi fumigasi bila konsentrasi < 200 ppm

PASCA FUMIGASI
74. Mengenakan semua peralatan keselamatan kerja
75. Memeriksa seluruh area fumigasi memastikan tidak adanya kegiatan manusia
76. Membuka pintu dan jendela di sekitar area fumigasi
77. Membuka sisi plastic setinggi setengah tumpukan, selama beberapa jam
78. Membuka sisi plastik yang bersisian, membiarkan sampai konsentrasi < 0,1 ppm
79. Menggunakan exhouse fan bila diperlukan untuk percepatan aerasi
80. Membuka seluruh terpal, melipat, dan merapikan
81. Melepaskan tanda bahaya dan pita pembatas dari area fumigasi
82. Membuat sertifikat pembebasan gas ( gas clearace certificate )
83. Mengumpulkan sisa fumigant (orthophosphate ) dalam wadah terbuka
84. Melakukan deaktivasi orthophosphate dengan memasukkan dalam larutan detergent
atau membakar di tempat terbuka atau mengubur.

STERILISASI
85. Melakukan penyemprotan dengan insektisida formulasi WP/SC di sekitar stafel
86. Melakukan penyemprotan dengan insektisida formulasi WP/SC di sekitar area fumigasi
87. Melakukan pengkabutan dengan insektisida formulasi SC/UL/EC di area fumigasi
88. Melakukan pengasapan dengan insektisida formulasi UL di area fumigasi
89. Menyemprot permukaan stafel komodite baru di tempatkan formulasi WP
90. Menyemprot permukaan tempat komodite curah ditempatkan formulasi WP
91. Menyemprot celah dan retakan dengan insektisida formulasi WP atau SC
92. Menyemprot sekeliling bangunan dengan insektisida formulasi WP/SC

SANITASI
93. Memastikan tidak adanya celah dan retakan pada lantai, dinding, peralatan
94. Melakukan compressing dan vacuuming atas/deposit tertahan di retakan
95. Melakukan sealing atas celah dan retakan yang teridentifikasi
96. Menghindari adanya kebocoran dan genangan air diarea dalam
97. Menghindari adanya deposit debu/tepung di area dalam
98. Melakukan fumigasi komodite baru yang diidentifikasi terdapat reinfestasi hama
99. Melakukan penutupan / karantina produk baru yang ditempatkan di area gudang.

FUMIGASI SELESAI

Note :
Fumigasi : Tindakan perlakuan terhadap media pembawa dengan menggunakan fumigant di dalam ruang yang kedap udara, pada suhu dan tekanan tertentu

Fumigan : Pestisida yang pada suhu dan tekanan tertentu bebentuk gas, dan dalam konsentrasi serta waktu tertentu dapat membunuh organism pengganggu. Sangat direkomendasikan menggunakan merk dagang QUICKPHOS ( Phosphin) dikarenakan proses release gas yang ideal untuk stack fumigation.

Dosis : Jumlah fumigant yang digunakan untuk fumigasi

Konsentrasi ; Kadar fumigan dalam ruang fumigasi ( enclosure ) pada waktu tertentu dinyatakan dalam satuan PPm

UNIPHOS 250 : Alat untuk mengukur konsentrasi gas fumigan, mampu bekerja pada skala 0 ppm s/d 2000 ppm

UNIPHOS 350 : Alat untuk mengukur konsentrasi gas fumigan, bekerja pada skala 0 ppm s/d 20 ppm

WP : Formulasi Wettable Powder, bersifat residual, bertahan pada permukaan porous, tidak fitotaksis direkomendasikan untuk treatment permukaan bersifat residual untuk proses sterilisasi. Direkomendasikan menggunakan merk dgang CYNOFF 40 WP ( cipermetrin ) atau BISTAR 10 WP ( Bifentrin )

SC : Formulasi bentuk Suspension Concetrate, merupakan pengembangan daari produk insektisida formulasi WP. Direkomendasikan menggunakan merk dagang DOMINEX 50 SC ( alfacypermetrin )

UL : Formulasi bentuk Ultra Low Volume , merupakan formulasi siap pakai untuk mengendalikan serangga hama dewasa di luar product saat dilakukan sterilisasi area. Direkomendsikan menggunakan merk dagang BISTAR 12,5 UL ( Bifentrin )

EC : Formulasi bentuk Emulsifier Concentrate, yang secara umum dikenal saat ini, pada umumnya mempunyai karakteristik sifat knockdown dan residual yang tinggi. Direkomendasikan mengunakan merk dagang DIVOSTAR 250 EC ( Diklorfos) atau BISTAR 25 EC ( Bifentrin )

Rabu, 05 Mei 2010

Be smart Partnership



Era 2010 ini secara langsung maupun tidak langsung setiap orang terlibat dalam kegiatan pemasaran atau selling. Selling berkaitan dengan upaya mempengaruhi dan upaya membangun hubungan yang saling menguntungkan. Dan menjual tidak selalu melibatkan sebuah produk atau jasa tetapi juga suatu ide atau usulan.

Tujuan pemasaran yang sudah berubah dari Kepuasan konsumen menjadi sebuah hubungan yang saling menguntungkan atau partnership selling, sebuah simbiosis mutualisme bagi semua yang bersentuhan dengan kegiatan jual-beli. Partnership selling yang didefinisikan sebagai proses komunikasi interpersonal dimana seorang salesperson mengungkapkan dan memuaskan kebutuhan dan/atau keinginan prospect, dalam kerangka hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak ( Weitz, Castleberry, Tanner - 1995 ).

Menyadari hal tersebut NPCA sebagai perusahaan yang berorientasi menjual, pada tanggal 28 -29 April lalu bertempat di Puncak Bogor, mempertegas dan memperkokoh lagi fokus kerja super team untuk mewujudkan menjual yang saling menguntungkan dan mencanangkan semangat BE SMART PARTNERSHIP. Keuntungan bagi semua, konsumen, perusahaan, dan karyawan NPCA.

Rabu, 17 Maret 2010

Tata Cara Penanggulangan Rayap pada Bangunan dan Gedung dengan Termisida SNI 03-2405-1991

by : Tatang Deddy Kurniawan


Dasar pengendalian rayap adalah UU no 28/2002 tentang bangunan gedung, pasal 18 ayat 1 sudah sangat jelas, bahwa bangunan harus tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh bangunan alam seperti gempa bumi, longsor dan serangga perusak.

Rayap sudah ada sejak 200 juta tahun. Terdapat 2500 jenis rayap di dunia, 200 jenis species rayap, 95 % bermanfaat untuk mendekomposisi kayu lapuk, daun menjadi zat haraa yang menyuburkan tanah. Namun 5 % diantaranya menjadi musuh manusia. Rayap perusak adalah jenis rayap:
- Crytotermes curvidnathas,
- Schedorhinotermes javanica,
- Macrotermes gilvus,
- Cryptotermes cynocepha,
- microtermes inspirasis
.
Tercatat angka kerusakan mencapai 1,6 T pada tahun 1998 dan 2,97T pada tahun 2000 untuk kerusakan nilai kayu, belum termasuk tenaga kerja dana service perbaikan, dengan kota utama serangan rayap ( lebih dari 70 % ) serangan adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Batam.

Sedangkan dari 4000 jenis kayu, hanya 10% yang tahan terhadap rayap karena mempunyai zat ekstatif yang bersifat racun yang tidak mudah tercuci oleh bahan pelarut umum (misalnya air hujan, air panas, alkohol, dan metanol) contohnya kayu ulin, merbau, sengon laut, kayu laut, dan kayu jati. Tingkat serangan rayap selalu meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk yang membangun rumah, sisi lain terjadi depopulasi areal hujan yang notabene adalah habitat asli rayap. Untuk bangunan rumah dan gedung, serangan utama rayap ditemukan pada jalur kabel listrik, kabel telepon, meubeler serta bahan yang mengandung sellulosa. Tempat-tempat tersebut merupakan jalur pergerakan ( termite moving) rayap pada areal pengendalian.

Rayap termasuk ordo isoptera, berukuran kecil sekitar 3 mm, berat tubuh 2,5 mg, hidup berkelompok dengan system kasta, kemampuan makan 0,24 mg/hari, menyukai daerah dengan suhu hangat dengan kelembaban tinggi, suka lahan bekas pertanian dan tanah merah yang gembur, mempunyai kemampuan menghancurkan bangunan sekokoh apapun.


SISTEM PENGENDALIAN

Sistem semprot & injeksi. Metode : multi Termicide Barrier System (MTBS)
a. Bangunan belum dibangun ( Pre Construction Building )
b. Bangunan sudah dibangun ( Post Construction Building )

Pada Pre Construction Building bertujuan mengeliminasi koloni rayap tanah dengan membuat lapisan penghalang agar koloni rayap dibawah tanah tidak bisa masuk ke bangunan melalui pondasi / lantai dengan aplikasi:
- bawah tanah sebelum menyerang bangunan
- dalam bangunan ( untuk bangunan yang sudah terserang )

Pelaksanaan :
1. Dilakukan penyemprotan ke dalam galian pondasi dan dinding pondasi sebanyak 5 liter /m2
2. Dilakukan penyemprotan pada tanah urug setelah pondasi terpasang secara bertahap hingga seluruh pondasi tertutup oleh tanah urug. Lentra 200 SL disemprotkan dengan tekanan rendah (2-3 bar) dengan konsentrasi 2,5 ml/l air.

Soil Floor Treatment ( Lantai Tanah )
Ditujukan untuk melindungi seluruh lantai bangunan dari kemungkinan naiknya rayap keatas bangunn di kemudian hari. Pelaksanaan :
1. Tanah tempat galian slab harus disemprot sebelum dan sesudah pemasangan slab dengan dosis 5 liter larutan per m2. Sebelum lantai dipasang semprot tanah tempat lantai dengan dosis 5 liter larutan/m2. Penyemprotan dilakukan setelah proses urugan tanah selesai dan diratakan untuk membuat lantai kerja. Penyemprotan juga bisa dilakukan saat tanah urug sudah ditimbun dengan pasir.
2. Dilakukan penyemprotan pada lapisan teratas tanah urug pada lantai bangunan sebanyak 2,5 liter/m2
3. Lentra 200SL disemprotkan dengan tekanan rendah 2-3 bar dengan konsentrasi 2,5 ml /l air.


POST CONSTRUCTION

Foundation treatment ( pondasi)
ditujukan untuk membuat lapisan penghalang pada sisi dalam dan sisi luar pondasi bangunan agar koloni rayap di bawah tanah tidak bisa masuk ke bangunan melalui pondasi/lantai.
Tahap pelaksanaan sebagai berikut :
1. Dilakukan pengeboran lantai (diameter 6-8 mm) untuk membuat lubang-lubang pada sisi dalam dan sisi luar pondasi bangunan dengan jarak 30-40 cm antar lubang dan 15 cm dari dinding.
2. Penyuntikan /aplikasi Lentra dilakukan dengan soil injector dengan dosis 1,5 sd 2 liter larutan per lubang sehingga membentuk ikatan lapisan penghalang dalam tanah.
3. Dilakukan penutupan lubang engan semen berwarna serupa dengan warna lantai
4. Di bagian luar bangunan sepanjang dinding atau slab yang tidak tertutupi semen juga harus diberi perlakuan. Buatlah parit sepanjang dinding 15 cm dari dinding, dengan lebar 20 cm dan kedalaman 10-15 cm. Semprot parit dan tanah galiannya menggunakan larutan Lentra dengan dosis 2-2,5 l /m.

Alat yang diperlukan : termite drum kapasitas 100 lt/200 lt, motor power sprayer (jet power), soil injector, wood injector, drill, sealer, vacum cleaner, hand sprayer.


Termisida yang direkomendasikan untuk digunakan adalah : LENTRA 200 SL, bahan aktif Imidakloprid 200g/l. Dosis 2,5ml/liter air. Hama sasaran rayap kayu kering dan kumbang kayu kering.

Kelebihan Imidakloprid:
1. Cocok untuk bangunan yang belum berdiri dan sudah berdiri.
2. Bisa mengendalikan rayap yang sudah kebal terhadap bahan aktif
3. Mempunyai unsur solven yang bagus yaitu bahan-bahan pencampurnya baik, daya kerja racun terhadap rayap cepat.
4. Memberikan pengendalian diatas 5 tahun, atau lebih lama dari bahan aktif lain
5. Mempunyai daya bunuh yang kuat
6. Tidak tercuci atau terbawa kedalam lapisan tanah yang paling dalam
7. mempunyai daya ikat terhadap tanah lebih kuat.

Tentang LENTRA 200 SL

- Imidakloprid termasuk kelas pestisida baru chloronicotinyl
- Bukan merupakan termisida sistemik sehingga aman dan tepat untuk aplikasi diluar ruangan, melindungi tanaman/pohon/taman dari serangan rayap tanah dan rayap kayu basah
- Lentra adalah insektisida non repelen
- lentra tidak berbau dan tidak berwarna
- Bekerja sebagai racun kontak dan lambung
- Dosis penggunaan sangat rendah
- Efektif mengendalikan rayap dan mempunyai nilai persistensi tinggi/ tahan lama
- Aman terhadap manusia, hewan, dan lingkungan
- Cara kerja LENTRA tergolong baru dengan menghambat penerimaan protein pada tubuh rayap. Cara kerja ini sangat efektif mengendalikan rayap, bahkan pada rayap yang resisten terhadap produk konvensional.
- Bahan aktif LENTRA bersifat imobil di tanah sehingga ketika diaplikasikan akan terserap kolid tanah dan tidak akan tercuci.
- Konsep baru dimana perlakuan tanah berungsi membentuk lapisan tanah sebgai zona pembunuh rayap.
- Tidak berpengaruh pada perilaku rayap, rayap tidak mampu mendeteksi lapisan kimia sehingga kontak dengan lapisan tersebut mengakibatkan kematian secara perlahan ( bahan aktif bersifat slow action). Rayap yang terkontaminasi residu tersebut berpotensi meyebarkan residu bahan aktif terhadap rayap lain yang bersentuhan secara langsung denganlapisan kimia.
- Tahan beberapa tahun lebih lama dari termisida repellent, efektifitas lebih baik dibanding sistem pengumpanan.
- Harga lebih ekonomis.

Jumat, 29 Januari 2010

PH3 EQUIPMENT


Aktivitais fumigasi merupakan kegiatan yang memerlukan ketelitian, kehati-hatian. Tindakan ceroboh bisa mengakibatkan kejadian fatal yang tidak diinginkan, hal ini disebabkan dalam fumigasi secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan bahan-bahan yang berbahaya bila dihirup, atau tertelan oleh manusia.

Dalam aktivitas fumigasi dengan prosedur yang benar diperlukan peralatan pendukung yang akurat dan terjamin mutunya agar keselamatan bagi petugas fumigasi atau masyarakat dan lingkungan sekitar terlindungi.

Untuk itulah NPCA selain menyediakan Quickphos 56 T juga menyediakan peralatan pendukung yang terjamin. Peralatan tersebut telah melewati kontrol yang ketat, dan dilakukan kalibrasi untuk setiap unit alat sebelum dipasarkan bagi konsumen.

Peralatan yang kami miliki diantaranya:
- Uniphos 250
-Uniphos 350 personal
- Uniphos fumisense dual gas
-Uniphos portable monitor with inbuilt pump
-Uniphos Phosphine detector tube
- Air sampling pump
- Uniphos dosimeter tube
-Uniphos Phospene Detector strips.

Semua peralatan tersebut tersedia dengan mutu terjamin dan harga wajar.
Silahkan hubungi kami di : 021 -4705841, atau 024 -8414871
-





















Quickphos 56 T Fumigan PH3 paling populer saat ini


Quickphos 56 T merupakan fumigan PH3 yang saat ini menjadi produk unggulan NPCA. Dengan kandungan 56 -57 % Aluminium Phosphide, memiliki reaksi kimia AlP + 3H2O PH3a + Al(OH)3.
Quickphos tersedia dalam bentuk tablet @ 3 gram dan kemasan bag ukuran 34 gram.
Kunci keberhasilan suatu tindakan fumigasi adalah bila dilakukan dengan prosedur yang benar dan aman.

Cara pemakaian secara aman:

1. Siapkan alat dan bahan fumigasi : plasitik, lakban, penindih, dan Quickphos 56 T/bag
2. Siapkan alat deteksi & proteksi : gas pump & tube, selang, full face mask & canister, SCBA & sarung tangan.
3. Siapkan alat pendukung : MSDS, senter & serangga kontrol.
4. Periksa area fumigasi. Pastikan lantai kedap gas, jika tidak lapisi dengan plastik fumigasi atau dicat aquaproof
5. Rapikan tumpukan komoditi diatas lantai kedap gas dan jauhkan barang-baarang yang tidak difumigasi

Tahap selanjutnya adalah :

1. Ukur volume komoditi & sesuaikan jumlah Quickphos 56 T/bag dengan volume komoditi
2. Ulurkan selang deteksi ditengah komoditi baagian atas, tengah dan bawah
3. Letakkan plastik diatas tumpukan
4. Tarik plastik fumigasi sehingga menutupiseluruh tumpukan dan lantai min 1 meter dari sekeliling tumpukan.
5. Masukkan serangga kontrol
6. Lakukaan penyemprotan dengan Dominex 50 SC dan pengasapan dengan Bistar 12.5 UL pada area fumigasi

Bila tahap persiapan telah selesai dilakukan maka tahap selanjutnya adalah tahap fumigasi :

1. Buka Quickphos 56T/bag dari kemasan dan letakkan Quickphos 56T pada wadah cawan merata , letakkan pada titik yang ditentukan pada sekeliling tumpukan.

2. Tindih plastik dengan beban berat atau dilkban agar kedap gas.
3. Tempelkan tanda bahaya bahwa tumpukan sedang difumigasi
4. Biarkan gas PH3 terpapar min 96 jam
5. Gunakan masker untuk memeriksa konsentrasi secara periodik pastikan min 200 ppm

Apabila seluruh proses fumigasi telah selesai, tahap selanjutnya adalah AERASI
1. Lakukan penyemprotan dengan Dominex 50 SC dan pengasapan dengan Bistar 12.5 UL pada area fumigasi
2. Gunakan masker untuk membuka penutup
3. Singkirkan penindih
4. Buka plastik fumigasi dari salah satu ujungnya
5. Periksa serangga kontrol pastikan mati semua biarkan tersimpan untuk melihat adanya telur yang menetas
6. Biarkan komoditi terbuka sampai konsentrasi gas kurang dari 0,3 ppm
7. Isolasi komoditi dan area fumigasi dari kontak dengan komoditi/area yang belum difumigasi

Fumigasi selesai, hama mati... selamatlah komoditi.




Kamis, 07 Januari 2010

GIANT STEP NPCA



Selayaknya sebuah perjalanan ada kalanya kita perlu berhenti sejenak bukan untuk mundur, namun untuk melihat jejak yang telah dibuat. Dan menentukan arah perjalanan selanjutnya.

Demikian pula NPCA bulan Desember lalu tepatnya 21 Desember 2009 kami berkumpul dalam sebuah acara bertajuk Nasional Sales Meeting. Tujuannya tak lain untuk melakukan evaluasi perjalanan selama tahun 2009 dan mencanangkan program kerja di tahun 2010.

Setelah memproklamirkan sebagai NPCA the super team, tahun 2010 NPCA siap menggebrak pasar dengan sebuah target yang super pula. Jurus ampuh sudah disiapkan untuk sebuah " giant step". Yang utama kami harus menyiapkan mental dan semangat yang tak boleh padam selalu optimis bahwa KAMI BISA !!. Tujuannya tak lain juga untuk memberikan customer satisfication.
So, doa tak boleh lepas dalam setiap helaan napas saat berusaha. Agar nawaitu yang baik juga mendapat berkah yang diridoi Tuhan.

OK LET'S GO. BE 10 BR , on 2010. YES !!!!